Belajar Seni Wayang dan Gamelan Bersama KNIU UNESCO

freepik[dot]com/pikisuperstar

Melanjutkan berita selanjutnya dari laman kemdikbud[dot]go[dot]id, dengan judul asli, Rombongan KNIU Jajal Pengalaman Seru Belajar Seni Wayang dan Gamelan.

Direktur UNESCO Office Jakarta, Makki Katsuno Hayashikawa, mengucapkan terima kasih atas keramahtamahan masyarakat Klaten, “Saya banyak belajar tentang gamelan dan wayang termasuk memahami bagaimana kedua menjadi warisan budaya takbenda. Ini pengalaman yang unik di mana saya bisa berkunjung langsung ke tempat pembuatannya. Saya menjadi tahu dan dapat mengalami langsung bagaimana budaya ini dibangun dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, generasi muda, komunitas masyarakat, sehingga tradisi ini bisa diwariskan secara turun temurun ke generasi berikutnya.”

Menurut Makki Katsuno, mengetahui asal muasal wayang dan bagaimana proses pembuatan wayang itu sangat penting. Melalui pengalaman ini menambah cara pandang, lebih menghargai, dan melibatkan banyak orang yang berkomitmen serta mendedikasikan hidup untuk melestarikan tradisi.

Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah mengungkap, “Selama ini kita mengenal wayang dalam bentuk barang jadi lalu menonton wayang dalam sebuah pertunjukan namun proses di balik itu sampai jadi suatu pertunjukan wayang, sangat kompleks, melibatkan banyak orang, keterampilan dan nilai.”

Perlu Teman-teman Bimbel Pandu ketahui, dari ungkapan Itje Chodidjah, bahwa orang-orang yang terlibat dalam sebuah pertunjukan wayang, tidak akan bisa menghasilkan sosok wayang yang bagus apabila tidak mengerjakannya dengan hati. Hal tersebut yang membuat bertambah tinggi perhormatan terhadap wayang.

Selain Wayang, di Kabupaten Klaten juga terdapat tempat pembuatan kerajinan gamelan, tepatnya di Desa Mayungan. Romongan KNIU UNESCO menyaksikan secara langsung proses pembuatan gamelan, berbincang dengan para pengrajin, sampai mencoba pengalaman memainkan gamelan.

Acara selanjutnya di malam hari dengan menyaksikan pertunjukan wayang dengan lakon Begawan Ciptaning yang dipimpin oleh Dalang Bagong Darmono. Begawan Ciptaning adalah simbol seseorang yang sedang berusaha untuk mencapai kesempurnaan hidup sehingga dapat menyatu dengan sang pencipta. Menurut Sri Nugroho, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, “Bagaimana seseorang itu mendekatkan diri kepada Tuhan YME meski di tengah berbagai godaan dan cobaan dalam hidup. Lakon ini mengajarkan kita sebagai manusia untuk selalu mengusahakan yang terbaik, menghilangkan rasa iri, dan dengki.”

Baca Juga :  Kurikulum Merdeka Resmi Ditetapkan, Ini 6 Hal yang Dapat Dilakukan Sekolah

Bagikan :

Artikel Lainnya

Sejarah Hari Guru Nasional: Dari...
Jauh sebelum memiliki nama PGRI, organisasi yang diisi oleh pa...
Menerapkan Contoh Toleransi dala...
Setelah Bimbel Pandu memberikan contoh sikap toleransi dalam l...
Hari Guru Nasional 2024: Peran G...
Masih dari laman website yang sama, kemdikbud[dot]go[dot]id, K...
Kemendikdasmen: Tujuh Kebiasaan ...
Mengutip dari laman website kemdikbud[dot]go[dot]id, Kemendikd...
4 Contoh Sikap Toleransi yang Bi...
Teman-teman Bimbel Pandu pasti sudah tidak asng dengan salah s...
Rekomendasi Buku Hari Sabtu: Mem...
Rekomendasi kali ini jatuh pada buku bersampul biru dengan ilu...

Hubungi kami di : 081391427950

Kirim email ke kamibimbelpandu@gmail.com