Fakta mengejutkan yang perlu Teman-teman Bimbel Pandu ketahui bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk dalam kehilangan peran ayah dalam keluarga atau fatherless. Tidak mengherankan, jika diruntut dari masa lampau, labeling terkait ayah yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sangat melekat. Sehingga lebih banyak ayah yang kurang peduli dengan perkembangan anak. Terlebih adanya anggapan bahwa mendidik anak adalah tugas ibu.
Beberapa tahun terakhir, terkait peran orang tua baik ayah dan ibu sangat gencar dibicarakan. Orang-orang mulai menyadari bahwa ada keterkaitan antara keterlibatan pengasuhan antara ayah dan ibu pada pertumbuhan anak, secara fisik, emosi, kognitif, dll.
Masih di bulan November, Bimbel Pandu kembali merangkum manfaat dari keterlibatan pengasuhan ayah bagi anak. Mengutip dari artikel ilmiah yang ditulis oleh Farida, Dian, dan Karyono dalam judul, Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak, menyebut ada empat manfaat dalam keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, antara lain dalam perkembangan kognitif, perkembangan emosi dan kesejahteraan psikologis, perkembangan sosial, dan Kesehatan fisik.
Perkembangan Kognitif
Goldberg (1984), bayi yang menerima perlakuan dan pengasuhan dari figur ayah akan menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif pada usia 6 bulan. Kemudian pada usia 1 tahun akan menunjukkan peningkatan fungsi kognitif, seperti pemecahan masalah. Yongman, dkk (1995) menambahkan, memasuki usia 3 tahun memiliki tingkat intelegensi lebih tinggi dari seusianya.
Anak-anak yang juga mendapat pengasuhan dari ayah, akan menunjukkan prestasi akademik. Hal tersebut terjadi karena adanya dukungan dan motivasi yang akan berkorelasi positif atau saling berkaitan.
Perkembangan Emosi dan Kesejahteraan Psikologis
Masih dari sumber artikel yang sama, keterlibatan ayah dalam kehidupan anak berkorelasi positif dengan kepuasan hidup anak, kebahagiaan (Flouri, 2005) dan rendahnya pengalaman depresi (Dubowits, dkk, 2001; Formoso, dkk, 2007). Selain itu juga berpengaruh dalam proses pembentukan konsep diri dan harga diri (Culp, 2000). Rohner 7 Veneziano (2001) menambahkan bahwa secara keseluruhan kehangatan yang ditunjukkan oleh ayah akan berpengaruh besar bagi kesehatan dan kesejahteraan psikologis anak dan meminimalkan masalah perilaku.
Perkembangan Sosial
Stolz, dkk (2005), menyebut keterlibatan ayah dalam pengasuhan berkorelasi positif dengan kompetensi, inisiatif, dan kematangan sosial. Kato (2002) memberikan contoh, bahwa partisipasi langsung pria dalam pengasuhan anak membawa pengaruh bagi perkembangan perilaku prososial bagi anak usia tiga tahun. Remaja yang memiliki kelekatan dengan ayah memiliki interaksi yang minimal konflik dengan teman sebaya.
Kesehatan Fisik
Teitler (2001), Peran ayah secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis anak. Ayah atau suami ketika memberikan dukungan optimal terhadap pasangan/istri. Suami yang memberikan dukungan emosional kepada istri yang hamil, mengakibatkan terjadinya kondisi kehamilan prima dan proses persalinan normal serta anak yang sehat. Horn dan Sylvester (2002) menambahkan bahwa anak-anak yang tidak tinggal bersama ayah, sebagian besar mengalami masalah kesehatan.
Sumber referensi: Hidayati, Farida., Dian Veronika., dan Karyono. 2011. Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak. Jurnal Psikologi Undip, 9(1). Universitas Diponegoro.