1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan-pahlawan yang telah gugur dalam menjaga keutuhan NKRI. Melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila, biasanya di sekolah-sekolah, kementrian, kedinasan, atau yang berkaitan akan mengadakan upacara. Namun, tidak perlu risau, Teman-teman Bimbel Pandu tetap bisa memperingati dan merayakan Hari Kesaktian Pancasila dengan memulai membiasakan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika bersekolah, Teman-teman Bimbel Pandu akan menerima materi dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PKN yang akan membahas banyak terkait Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga Teman-teman Bimbel Pandu yang masih duduk dibangku sekolah bisa mengamalkan sekaligus mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian.
Perlu Teman-teman Bimbel Pandu ketahui, ternyata nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat relevan untuk semua kalangan, bahkan bisa mulai dikenalkan sejak anak-anak. Menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak sangat penting karena dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Hal tersebut akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bermoral.
Bimbel Pandu telah merangkumkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak sejak dini, di antaranya sebagai berikut:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Melalui sila pertama, anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan mengajak untuk beribadah bersama, saling menghormati kepercayaan masing-masing setiap orang karena agama-agama yang dianut berbeda, serta menjelaskan tentang agama-agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Melalui sila kedua ini, anak-anak bisa mulai diperkenalkan dengan saling menghormati terhadap sesama, misalnya menghormati orang yang lebih tua, berkata tidak kasar dan tidak semena-mena dengan teman atau orang-orang yang ditemui. Memberikan kesempatan pada anak untuk memilih sesuai keinginan serta mengajarkan anak untuk menghormati anggota keluarga yang lebih tua dan menghargai anggota keluarga yang lebih muda.
Sila 3: Persatuan Indonesia
Sila ketiga berbunyi persatuan Indonesia. Melalui sila ketiga, anak-anak bisa diperkenalkan denganmengajarkan anak untuk membantu berbagai kegiatan dalam keluarga, mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi,mengajarkan anak untuk selalu menjaga kerukunan dengan sesama anggota keluarga.
Sila 4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat, Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kejibaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Melalui sila keempat ini, anak-anak bisa diajarkan dengan kegiatan bermusyawarah dalam keluarga, misalnya mendengarkan dan memberi kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat, pemilihan suara terbanyak atau voting untuk pilihan-pilihan yang bisa dimanfaatkan secara bersama.
Sila 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui sila kelima ini, anak-anak bisa mulai diajarkan dengan sikap kerja sama dan bergotong royong di lingkungan rumah seperti membersihkan kamar tidur, ruang tv, kebun secara bersama-sama, dan begitu juga ketika di lingkungan sekitar, seperti membersihkan halaman, jalan desa, selokan, dll. Anak-anak diajarkan untuk menghargai hasil karya orang lain serta saling tolong menolong.