
Halo Sobat Bimbel Pandu! Masih seputar Lebaran, makanan khas yaitu ketupat. Makanan yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda ini emang jadi ikon saat Hari Raya Idulfitri tiba. Tapi, tahukah kamu kalau ketupat nggak cuma sekadar hidangan pelengkap opor atau rendang saat lebaran?. Di balik bentuknya yang sederhana dan rasanya yang lezat, ada filosofi menarik yang bisa kita pelajari. Yuk mengenal filosofi ketupat!
Apa Itu Ketupat?
Ketupat merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun kelapa. Biasanya, ketupat di sajikan pada saat hari raya, terutama saat Idul Fitri. Ketupat memiliki bentuk segi empat yang unik, dan mempunyai rasa yang lezat sering di padukan dengan lauk pauk seperti rendang, opor ayam, atau sayur. Hidangan ini sangat khas saat lebaran dan menjadi favorit banyak orang
Asal Usul Ketupat
Ketupat konon udah ada sejak zaman dulu, bahkan di kaitkan dengan penyebaran agama Islam di Nusantara. Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang memperkenalkan ketupat sebagai bagian dari tradisi syukuran. Dengan bentuknya yang unik terbuat dari daun kelapa muda dan diisi beras ini menunjukkan kesederhanaan dalam hidup.
Makna Filosofis Ketupat Bagi Orang Jawa
1. Ketupat atau kupat merupakan singkatan dari ngaku lepat atau laku papat
- Ngaku Lepat memiliki arti mengakui kesalahan dan hal ini sering dilakukan saat lebaran yaitu sungkeman.
- Laku papat memiliki 4 arti tersendiri
- Lebaran : bermakna usai atau berakhirnya waktu puasa
- Luberan : berarti meluber atau melimpah, simbol ajaran bersedekah
- Leburan : artinya melebur dosa dengan saling memaafkan
- Laburan : berasal dari kata labur atau kapur dengan arti menjaga kesucian lahir dan batin.
2. Bungkus ketupat terbuat dari janur yang berasal dari kata bahasa arab yaitu,jaa-a al-nur bermakna datangnya cahaya. Anyaman janur di maknai sebagai datangnya jiwa dan raga.
3. Isi ketupat yang biasanya beras putih yang melambangkan hati bersih. Setelah sebulan penuh puasa, ketupat jadi simbol penyucian diri dari dosa dan kembali ke fitrah.
Nah, Sobat Bimbel Pandu, itulah sedikit cerita mengenal filosofi ketupat yang tersembunyi di baliknya. Ketupat bukan hanya sekadar makanan ya, tetapi juga memiliki simbol – simbol di dalamnya. Selamat menikmati ketupat di Hari Raya!