10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Namun, apakah Teman-teman Bimbel Pandu mengetahui terkait asal usul ditetapkan sebagai Hari Pahlawan? Bimbel Pandu membahas melalui artikel ini.
Usai memprolamirkan diri sebagai negara yang Merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia tidak langsung lepas dari negara-negara penjajah. Bahkan, Indonesia harus berjuang lebih keras lagi untuk mengusir mereka dari tanah air. Termasuk mulai mengibarkan bendera merah putih di setiap tempat.
Mengutip dari laman wikipedia[dot]com, 25 September 1945, tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies atau yang dikenal sebagai AFNEI dan NICA atau Netherlands Indies Civil Administration tiba di Surabaya. Kedatangan tentara Inggris ini bertujuan untuk memulangkan tentara Jepang dan membebaskan orang-orang yang menjadi tahanan tentara Jepang. Namun, yang terjadi di lapangan, tepatnya pada 19 September 1945 sudah terjadi perbedaan pendapat antara tentara Inggris dan pro-kemerdekaan Indonesia.
Ada hal lain yang terjadi, perihal pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato, Kota Surabaya, tanpa persetujuan pemerintah Indonesia. Melihat kejiadian ini, masyarakat Surabaya geram karena dianggap telah menghina kemerdekaan Indonesia.
Hal mengejutkan lain juga terjadi, kedatangan tantara Inggris tersebut juga ditunggangi kepentingan untuk mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda. Kemudian masyarakat Surabaya berkerumun di Hotel Yamato dan diadakan perundingan pada tanggal 27 Oktober 1945.
Sayangnya perundingan tersebut berakhir ricuh karena W.V.Ch. Ploegman mengeluarkan senjata api. Kericuhan juga terjadi di luar Hotel Yamato karena masyarakat ingin masuk ke dalam hotel. Hariyono dan Koesno Wibowo berhasil merobek bagian biru dari bendera Indonesia sehingga menjadi bendera Indonesia, yaitu merah dan putih.
Pada tanggal 29 Oktober 1945, terjadi gencatan senjata antara pihak Indonesia dan Inggris. Hari berikutnya kembali terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby. Namun, tewas tertembak dan mobil yang ditumpangi ikut meledak karena misil.
Jenderal Mallaby digantikan oleh Robert Mansergh yang kemudian mengeluarkan ultimatum untuk semua pemimpin dan orang Indonesia yang bersenjata untuk melaporkan dan meletakan senjata di tempat yang telah ditentukan. Peristiwa-peristiwa tersebut menjadi latar belakang meletusnya perang di Surabaya.