Penjelasan Badan Geologi Mengenai Penyebaran Gas SO2

Sumber: Instagram.com/fanygoha9

Baru-baru ini, akun TikTok @kera.tampan.88 telah meramaikan media sosial dengan menyebarkan video tentang dampak erupsi gunung ruang yang menyebabkan penyebaran gas SO2.

Video tersebut berhasil menarik perhatian warganet dengan narasi yang menyatakan “SO2 menyebar khususnya di Pulau Jawa, jadi gunakan masker dan kurangi aktivitas di luar rumah, terutama untuk anak-anak.”

Video tersebut telah mendapatkan 338,8 ribu suka, 13,8 ribu komentar, dan dibagikan sebanyak 92,9 ribu kali.

Bagaimana Tanggapan Ahli Geologi?

Sofyan Primulyana, seorang peneliti dari Badan Geologi, menjelaskan bahwa setiap erupsi gunung api akan menghasilkan gas-gas vulkanik termasuk SO2 dengan konsentrasi yang bervariasi, tergantung pada kondisi magma di bawah permukaan dan intensitas erupsinya.

“SO2 dalam konsentrasi di atas 2 ppm sebetulnya berbau tajam dan dapat menyebabkan iritasi hidung dan saluran tenggorokan, saluran pernapasan serta dapat mengiritasi mata dan selaput lendir mata,” ucapnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/4/2024).

Meskipun begitu, udara atmosfer biasanya menyebarkan gas SO2 yang diproduksi oleh gunung api, menyerap sebagiannya oleh abu, dan menyebabkan sebagian lainnya bereaksi dengan uap air di atmosfer untuk membentuk droplet atau tetes air yang bersifat asam, demikian yang dikatakan oleh Sofyan.

“Sebagian lagi kalau menembus lapisan yang lebih jauh lagi menurut para ahli klimatologi yang saya baca dapat menimbulkan efek rumah kaca,” jelasnya. Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan bahwa batas bahaya SO2 ditentukan oleh konsentrasinya di udara.

“Untuk saat ini tgl 21 April 2024 saya belum mendapatkan update dari website untuk data sebaran SO2 dari Gunung Ruang,” jelasnya.

Sofyan memantau dan membagikan data-data dari citra satelit yang menunjukkan dinamika konsentrasi SO2 sebagai berikut:

  • Pada pukul 13.15 Wita tanggal 17 April 2024, nilai SO2 sebesar 3.000 ton terpantau dari kolom asap yang memanjang lebih dari 450 km.
  • Pada pukul 14.30 Wita tanggal 18 April 2024, terpantau nilai SO2 sebesar 300.000 ton dari kolom asap yang memanjang lebih dari 1.000 km.
  • Pada tanggal 19 April 2024, terdeteksi penurunan nilai SO2 di sekitar G. Ruang menjadi sekitar 190.000 ton.
Baca Juga :  Menilik Pentingnya Bimbingan Karir Bagi Siswa/I

“Artinya menurunnya SO2 di sekitar Gunung Ruang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya aktivitas vulkanik G. Ruang yang mulai menurun, juga pengenceran oleh udara atau adanya hujan dapat melarutkan SO2 di udara,” jelasnya.

“Efek terhadap penduduk di sekitar G. Ruang nampaknya belum ada ya, karena hingga saat ini belum ada keluhan dari warga di sana yang berhubungan dengan paparan gas SO2,” tambahnya.***

Bagikan :

Artikel Lainnya

Pilah-pilih Media Pembelajaran d...
Teman-teman Bimbel Pandu pasti sudah tidak asing lagi dengan t...
Transformasi Digital dan Keberla...
Mengutip dari kabar berita pada halaman kemdikbud[dot]go[dot]i...
Tips untuk Guru dalam  Meningkat...
Menyadari bahwa faktor terpenting dalam proses belajar di seko...
Lebih Dekat dengan Satelit Bumi ...
Observatorium Bosscha menjadi salah satu planetarium terbesar ...
Sering Kehilangan Konsentrasi Be...
Kondisi ruang kelas yang bersih dan nyaman ternyata menjadi sa...
Rekomendasi Buku Hari Sabtu: Mer...
Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang, menjadi buku nonfiksi ...

Hubungi kami di : 081391427950

Kirim email ke kamibimbelpandu@gmail.com