Nasib Seorang Penebang Kayu & Kisah Lainnya menjadi rekomendasi pilihan untuk Sabtu besok. Buku ini merupakan sekumpulan cerita pendek karya Soesilo Toer. Terbit di Pojok Cerpen dengan tebal 118 halaman. Terdapat dua-belas cerita, empat diantaranya adalah bagian dari buku Komponis Kecil.
Membaca buku berkover putih ini Teman-teman Bimbel Pandu akan dibawa pada keseharian Henki, seorang anak yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik dari dirinya. Pintar tidak bodoh juga tidak. Bukan anak orang kaya, hanya hidup bersama ibu dan adik-adiknya di perkampungan kumuh di Jakarta. Hanya saja, dia ‘berhasil’ mengikuti setiap pelajaran dengan mempertahankan semangat belajar.
Perkampungan tempat tinggal Henki dekat dengan kompleks makam orang-orang Belanda. Terkadang dia sibuk menjadi pengantar bunga untuk mereka bersama teman-teman seusianya. Namun, sampai di suatu ketika, Henki mendengar teriakan itu. Seseorang memanggilnya, “Coba saya ditolong, ya!” Orang itu mengucapkannya dengan Bahasa Indonesia yang kaku. Henki memahami itu, “Mag ik, Meneer?”
Orang yang meneriakinya adalah Meneer Kleber. Seorang laki-laki tua yang tinggal di Jalan Trievellie, persis di belakang Kampung Kober. Meneer Kleber sangat senang dengan musik, bahkan bisa bermain biola.
Gara-gara hari itu, Henki mempunyai cerita dan rutinitas baru dalam keseharian. Bahkan lebih jauh dari itu, Henki berkenalan dengan musik, cerita-cerita tentang Beethoven, Mozart, Mendelson, Toselli, Schrubert, Straus, sampai Tchaikovsky. Hal-hal tersebut sangat berbeda jauh dengan apa yang dia ketahui di rumah. Henki seperti membuka lembaran baru!
Kisah Henki memang tidak terlalu ketara dengan konflik fisik, tetapi, jika membaca secara runtut akan menemukan konflik-konflik yang ada di dalam diri Henki. Apakah kamu bisa menebak konflik seperti apa yang terjadi dibagian ini?
Cerita-cerita dari Meneer Kleber tidak hanya tentang musik-musik, tetapi terus berlanjut. Henki selalu menunggu momen-momen itu, karena selain untuk dirinya, Henki juga akan menceritakan ulang pada teman-teman di kampung.
Setiap cerpen di halaman selanjutnya akan membawa pada kisah penuh perjuangan. Buku Nasib Seorang Penebang Kayu & Kisah Lainnya ini sangat cocok dibaca anak-anak, remaja, dan dewasa. Kisah-kisah yang tidak panjang tetapi penuh pesan moral. Usaha, semangat, dan perjuangan setiap tokoh dalam cerita patut diacungi jempol! Namun, dibalik perjuangan para tokoh dalam cerita ada bagian-bagian yang cukup menyayat hati, “Semangat manusia memang harus ditempa, supaya tidak menyerah oleh kesukaran yang bagaimana pun besarnya.” (88).
Kutipan pada cerpen Seorang Guru Desa cukup menarik dan relevan sampai saat ini sekaligus menjadi penutup untuk rekomendasi buku pada Sabtu ini, “Nama Amir kalau dibalik adalah Mira. Benar kata Ki Hadjar Dewantara. Semua orang adalah guru, semua tempat adalah sekolah. Amir, dalam salah satu bahasa asing, berarti sebuah dunia, juga Mira berarti damai.” (102).