Rekomendasi Buku Hari Sabtu: Membaca Sisi Lain Diponegoro

Sumber foto: dokumentasi pribadi penulis

Sisi Lain Diponegoro merupakan buku nonfiksi sejarah karya Peter Carey. Terbit di Penerbit KPG pada tahun 2017 dengan tebal 294 halaman.

Buku bersampul lukisan tokoh A.H. Smissaert, Danurejo IV, dan Wironegoro ini akan mengajakmu ke Mataram dan menepi di Begalen. Lalu melihat Begalen dari masa ke masa. Apakah Teman-teman Bimbel Pandu pernah mendengar kedua nama tersebut? Iya, kedua wilayah yang sudah berbeda karesidenan. Mataram di Yogyakarta dan Begalen di wilayah barat.

Bahkan ketika Cokronegoro I mengganti nama wilayah ini dengan Purworejo. Hal tersebut berkaitan erat dengan Perang Jawa dan Babad Kedung Kebo.

Buku bersampul lukisan benar-benar melihat sisi lain dari Pangeran Diponegoro, karena salah satu referensi yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah Babad Kedung Kebo. Bukan hanya itu, babad ini ditulis oleh beberapa orang, namun, yang disebut dalam buku ada dua, yaitu Basah Pangalasan dan Bupati Perdana Purworejo, Cokronegoro I. Dua orang yang pernah bersinggungan langsung dengan Pangeran Diponegoro dan menjadi ‘pemeran’ dalam Perang Jawa. Menariknya, dua orang yang telah disebutkan di atas berada di pihak yang berbeda. Apakah Teman-teman Bimbel Pandu bisa menebak, ada di pihak mana dua penulis Babad Kedung Kebo ini? Tepat sekali.

Sumber foto: dokumentasi pribadi penulis

Dalam Babad Kedung Kebo menyimpan banyak cerita dan sudut pandang yang tidak terduga, termasuk pemilihan sampul. Cokronegoro I memilih dua tokoh wayang Bima dan Pandita Durna karena melambangkan dirinya dan Cleerens, begitu juga dengan sampul belakang babad tersebut. Lain lagi dengan penjelasan dari otobiografi Babad Diponegoro yang ditulis oleh Diponegoro sewaktu dipengasingan yang memproyeksikan ‘kejadian’ dalam cerita Arjunawiwaha ke masa sebelum meletus Perang Jawa. Ini cukup menarik.

Baca Juga :  Pendaftaran SNBP 2025 Resmi Dibuka

Membaca Sisi Lain Diponegoro seperti melihat kaleidoskop sebelum dan berakhirnya Perang Jawa, bahkan sampai Jepang menduduki wilayah jawa bagian selatan. Bahkan banyak pertanyaan bisa muncul setelah menutup buku bersampul lukisan londo itu. pembahasan yang sangat runtut dan jelas. Namun, sangat disayangkan penggunaan catatan kaki ‘endnote’ sedikit mengganggu, karena harus bolak-balik ke halaman belakang dan kabar baiknya, buku nonfiksi sejarah ini penuh gambar-gambar dan warna.

Bagikan :

Artikel Lainnya

8 Sekolah Kedinasan Ini, Lulus A...
Halo Sobat Bimbel Pandu! Pengumuman pendaftaran sekolah kedina...
Mengulik Kesegaran Es Pisang Ijo
Halo Sobat Bimbel Pandu! Akhir – akhir ini di media sosi...
5 Rekomendasi Jurusan untuk Para...
Halo Sobat Bimbel Pandu! Buat kamu yang mungkin lebih suka men...
5 Cara Upgrade Diri Selama di Rumah
Halo Sobat Bimbel Pandu! Lulus sekolah dan lagi masa menunggu ...
TOEFL dan IELTS Tuh Bedanya Apa Ya?
Halo Sobat Bimbel Pandu! Pernah dengar tentang TOEFL dan IELTS...
5 Buah Terbaik Menurut dr. Tirta
Halo Sobat Bimbel Pandu! Siapa sih yang nggak kenal sama dr. T...

Hubungi kami di : 081391427950

Kirim email ke kamibimbelpandu@gmail.com