MAP OF THE SOUL: PERSONA merupakan karya Murray Stein, Leonard Cruz, dan Steven Buser. Terbit dalam bahasa Indonesia di Shira Media pada tahun 2020 dengan tebal 114 halaman.
Buku nonfiksi ini termasuk dalam kategori buku psikologi. Sekilas info, Murray adalah seorang Jungian, murid dari Carl Gustav Jung, dokter psikolog. Tidak heran jika banyak karya Murray Stein yang membicarakan hal-hal berkaitan dengan teori psikologi milik Jung.
Membuka halaman per halaman dalam Map of The Soul rasanya seperti sedang hadir pada diskusi bedah lagu dalam album Map of The Soul milik BTS—idol grup dari Korea Selatan.
Ada tujuh lagu BTS yang dibahas dalam buku buku bersampul merah ini, yaitu Persona, Boy with Luv, Mikrokosmos, Make it Right, Home, Jamais Vu, dan Dionysus. Ketujuh lagu yang sangat terhubung dengan psike. Bisa dikatakan, sekumpulan ‘lagu’ yang mencari dan menemukan jalan pulang untuk diri.
Mengutip halaman 17 bagian lagu Home, mengatakan, “Rumah yang ini lebih akrab. Ia bermakna pulang. Kepribadian ini mengembara dalam perjalanan panjang, tetapi ia akan kembali pulang. Saat mengembara, ia mengenang rumahnya.” Setiap lagu yang ada dalam album ini dijelaskan secara singkat dan jelas. Bahkan yang paling tidak disangka adalah dalam lagu Mikrokosmos, ada keterkaitan individu dengan semesta.
Teman-teman Bimbel Pandu ketika membaca buku ini akan diajak berkenalan lagi dengan diri sendiri. Dari yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat luar tubuh atau eksternal sampai yang ada dalam diri setiap individu. Pada bab terdapat sesuatu yang disebut dengan peta jiwa. Steven Buser mengilustrasikannya dengan sederhana sehingga mudah dipahami.
Persona atau dikenal juga secara singkat adalah topeng yang dimiliki setiap orang. Kamu menyadarinya, kan? “Bahkan, para introver yang tertutup pun memiliki persona ketika mereka keluar dari cangkang dan menghadapi dunia luar.” (6).
Semakin bertambah halaman, persona semakin digali, dari sosial, kultur, sampai kedalaman diri. Peranan kesadaran, ego, dan bawah sadar sangat berpengaruh. Bahkan, dalam bawah sadar masih ada tingkatan lagi, ada yang perjalanan naik ke permukaan atau masih berdiam di dasar jauh. Sebelum jauh menyusuri bawah sadar, juga bakal bertemu dengan bayang-bayang. Bukan bayangan mantan, ya. Bayangan yang dimaksud ini adalah lawan dari persona.
Ada sekilas pembahasan tentang masa tua dan bagaimana bawah sadar yang menguasai diri secara tak sadar dan menariknya buku ini, beliau-beliau juga memberikan beberapa pedoman yang bisa digarisbawahi.