Sobat Bimbel Pandu tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah Halal bi Halal yang selalu ada setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Ternyata Halal Bi Halal ini ada sejarah dibaliknya lho, dan sobat Bimbel Pandu dapat simak selengkapnya pada artikel ini.
Halal Bi Halal adalah salah satu tradisi yang sering terjadi setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Biasanya, acara Halal Bi Halal dilakukan 2 hari setelah Hari Raya Idul Fitri atau seminggu setelahnya.
Tidak hanya di lingkungan keluarga, Halal Bi Halal juga sering diadakan di sekolah dan kantor.
Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1930-an, tetapi masih sedikit yang mengetahui asal-usulnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul Halal Bi Halal, Anda dapat membaca lebih lanjut di sini.
Artikel ini akan membagikan sejarah Halal Bi Halal di Indonesia yang sering terjadi setelah Lebaran Idul Fitri.
Pada awalnya, Halal Bi Halal diperkenalkan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948.
KH Abdul Wahab adalah seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama yang memperkenalkan istilah Halal Bi Halal kepada Bung Karno.
Dia mengusulkan Halal Bi Halal sebagai bentuk acara silaturahmi antara pemimpin politik yang pada saat itu masih saling berselisih.
Atas saran dari KH Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri tahun 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk berkumpul di Istana Negara dalam acara yang diberi nama ‘Halal bi Halal’.
Dalam acara tersebut, para tokoh politik duduk bersama dan membahas tentang kekuatan dan persatuan bangsa ke depan.
Sejak itu, berbagai instansi pemerintah di masa Bung Karno mulai mengadakan Halal Bi Halal yang kemudian diikuti oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Dari situlah, acara Halal Bi Halal menjadi tradisi yang melekat di Indonesia setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Itulah sejarah dari acara Halal Bi Halal yang perlu Anda ketahui, salah satu tradisi yang terjadi setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Demikianlah informasi mengenai sejarah Halal Bi Halal yang dapat sobat Bimbel Pandu simak.***