Judul yang sama, Environment Comic, Air Pollution: The Suffocating Earth, merupakan karangan Park Cheol Man yang diilustrasikan oleh Choi Byoung Gook dan Ahn Hyung Mo terbit di Korea Selatan pada tahun 2009. Di Indonesia, buku ini terbit pada tahun 2017 dengan tebal 160 halaman yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo dan dialihbahasakan oleh Endah Nawang.
Buku Environment Comic ini merupakan buku seri, tetapi, tidak masalah jika membacanya secara acak.
Membaca buku karangan Park Cheol Man memang pilihan tepat untuk memudahkan kita belajar dan menambah sudut pandang apapun tentang polusi udara. Buku terjemahan ini dikemas ala komik, berwarna, dan ada penjelasan terkait sub-bagian, cukup lengkap dan mudah dipahami semua kalangan.
Ada sebelas cerita dalam buku yang diperankan oleh lima tokoh utama bernama Chiu, Nara, Nuri, Kang Dal Ho-so songsaengnim, dan Ji Hwa Ja-songsaengnim. Tiga murid tersebut tergabung dalam klub ekspedisi lingkungan di sekolah yang dipandu oleh dua guru. Oh iya, guru dalam bahasa Korea disebut sebagai songsaengnim.
Dua tokoh guru dalam cerita bisa dikatakan sangat dekat dengan para murid. Mereka banyak melakukan kegiatan lingkungan, salah satu yang menarik ketika berkunjung ke Cina. Perlu Teman-teman Bimbel Pandu ketahui, bahwa debu di gurun bisa menjadi bagian dari polusi udara. Di buku menyebut, Langit yang Tertutup Yellow Dust. Tidak hanya Cina yang terdampak, namun sampai ke negara lain, seperti yang diungkapkan pada halaman 18, “Luas gurun selalu bertambah karena tanah yang mengering tidak bisa menampung air.”
Pembahasan terkait karbon dioksida, kabut asap, lubang ozon, sinar ultraviolet, pemanasan global, hujan asam, sampai urban heat island dan malam tropis yang cukup panjang. Bencana-bencana tersebut mungkin tidak relevan di Indonesia, karena perbedaan musim. Misalnya malam tropis di Indonesia tidak terasa, tapi, di negara dengan empat musim, akan sangat terasa.
Selain itu, pembahasan terkait setiap zat yang digambarkan diberi warna yang berbeda. Tentu, ini memudahkan pembaca.
Perihal pembangunan rumah juga disinggung dalam satu bab dalam buku ini. Apakah Teman-teman Bimbel Pandu pernah mendengar, sindrom rumah baru? Melalui buku ini dijelaskan lebih lanjut. Misalnya berkaitan dengan bahan bangunan, seperti papan, cat, atap, atau perlengkapan rumah lainnya.
Ada beberapa bahan yang harus diperhatikan lagi agar tidak memicu alergi. Oh iya, selain penjelasan polusi udara juga disebutkan tentang penyakit yang berkaitan dengan hal ini, seperti asma, alergi kulit, dll.
Menjelang bagian akhir, juga ada bagian yang diringkas tentang apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengurangi polusi udara, tentu saja lengkap dengan ilustrasi Chiu, Nara, dan Nuri. Antara lain seperti memakai baju tebal saat musim dingin (kalau di Indonesia bisa di musim penghujan), memanfaatkan pencahayaan alami di dalam ruangan, mematikan lampu ruangan yang tidak terpakai saat keluar rumah, jangan gunakan kipas angin lebih dari dua jam, sampai menjaga kecepatan dalam berkendara.
