9 Oktober lalu diperingati sebagai Hari Pos Sedunia dan pada rekomendasi buku hari Sabtu kali ini masih berkaitan dengan apa-apa yang berkaitan dengan pos. Apakah itu?
Melalui rekomendasi buku kali ini akan mengajak Teman-teman Bimbel Pandu untuk berjalan-jalan ke masa lampau tepatnya di Kabupaten Magelang melalui postcard. Sudah bisa membayangkan? Ayo baca sampai selesai, ya!
Jejak Magelang dalam Kartu Pos Era Hindia Belanda karya Wisnu Murti Pratama. Buku bersampul cokelat hijau ini merupakan buku yang berisi kumpulan kartu pos tentang Magelang di masa lampau, tepatnya masa Hindia Belanda. Buku ini terbit di Jejak Pustaka pada Mei 2023 dengan tebal 87 halaman. Buku yang tidak terlalu tebal dan tidak tipis, tapi sangat cocok untuk menjadi teman perjalanan.
Bahkan sejak membuka halaman pertama buku ini, Teman-teman Bimbel Pandu akan diajak berjalan-jalan ke Magelang di masa lampau melalui kartu pos. Jalan-jalan yang sungguh berbeda. Penulis berhasil menyampaikan narasi-narasi terkait foto-foto dan lukisan yang ada dalam setiap postcard dengan sangat jelas, sehingga pembaca yang sudah pernah maupun belum berkunjung ke Magelang atau bahkan pertama kali mengunjungi Magelang tempo dulu akan terasa ringan. Beberapa foto juga dijelaskan lengkap dengan kondisi saat ini. Menarik, kan?
Perlu Teman-teman Bimbel Pandu ketahui bahwa peranan kartu pos di masa lalu sangat penting, karena digunakan sebagai media untuk surat menyurat dan sebagai media yang menggambarkan kondisi atau panorama alam tentang suatu wilayah melalui foto atau lukisan, walaupun ada beberapa kartu pos yang hanya menyediakan tulisan-tulisan saja.
Membaca buku bergenre sejarah kali ini juga membuat pembaca mau tidak mau untuk ikut serta mengeja beberapa kata dalam bahasa Belanda dan menariknya kata-kata dalam bahasa tersebut sampai saat ini masih sering terdengar di Indonesia, seperti fabriek, toren dari kata watertoren, dll.
Ada penjelasan menarik dari halaman 18, “Pada kartu pos bertema jalan, pembaca akan selalu menemukan kata weg, laan, dan straat. Kata-kata berbahasa Belanda tersebut mempunyai arti jalan. Berikut ini beberapa alternatif tentang jalan: weg mempunyai arti jalan utama atau jalan raya; straat mempunyai arti jalan yang berbatu-batu; dan laan berarti jalan yang indah dengan barisan pohon yang menghiasi kiri dan kanan jalan.”
Selain itu, Magelang di masa lalu pernah mendapat julukan sebagai De Tuin van Java atau tamannya Pulau Jawa. Penjelasan singkat ada di halaman 59-60, “Dalam buku Prachtige Tochten Uit Magelang karangan Dr. Krafft tahun 1953, keindahan Magelang digambarkan sebagai daerah yang dikelilingi oleh Merbabu yang perkasa, Merapi yang ditakuti karena erupsinya, dan gunung berapi kembar, Sumbing dan Sindoro yang tinggi. Pada setiap tempat di Magelang akan ditemui sungai-sungai yang gemercik, mata air yang jernih, Gunung Tidar, jalan yang beraspal yang melewati gunung dan lembah.”
Berdasarkan penjelasan dalam buku, kartu pos-kartu pos bergambar tersebut ada yang masih hitam putih dan berwarna, namun, berwarna yang dimaksud hanya beberapa bagian dan tidak keseluruhan karena pewarnaan pada masa itu masih manual. Disebut dalam buku, beberapa penerbit maupun percetakan di Magelang pada masa lampau yang menerbitkan kartu pos antara lain P.M. Johanes, J.M.J. Van Eijck, H.V. Maresch, Hotel Kali Bening, dan Toko Oizumi.