TOTTO-CHAN: GADIS CILIK DI JENDELA merupakan karya Tetsuko Kuroyanagi. Terbit versi terjemahan Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 2008 dengan tebal 296 halaman. Versi terjemahan Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Widya Kirana. Adapun versi lain dari buku ini adalah Totto-chan: The Little Girl at The Window yang terbit di Kodansha USA Publishing.
Perlu Teman-teman Bimbel Pandu ketahui bahwa buku bersampul putih ini terdapat beberapa ilustrasi dari pelukis terkenal di Jepang, yaitu karya-karya Chihiro Iwasaki yang kini karya-karyanya tersimpan dalam Chihiro Art Museum. Tidak hanya itu, ada hal yang cukup menarik walaupun terkesan sangat sederhana, yaitu bagian depan yang bertuliskan, “Untuk mengenang Sosaku Kobayashi.”
Ada 62 bagian dalam cerita, bab per bab yang saling berkesinambungan. Dari Totto-chan yang dianggap nakal karena super aktif sampai dia memahami dirinya sendiri. Perjalanan yang tidak mudah. Dari dikeluarkan oleh sekolah sampai bisa bercerita apa saja dengan kepala sekolah di Tomoe Gakuen. Dari yang tidak memiliki teman sampai berteman dekat dengan teman-teman di Tomoe Gakuen. Sangat kompleks sekali.
Terlebih ketika membaca bagian interkasi serta respon dengan mama, papa, kepala sekolah, dan para guru-guru di Tomoe. Para orang tua ini ternyata mempelajari bagaimana pola asuh akan mempengaruhi setiap jengkal perkembangan emosi, kognitif, kepribadian, dll, pada anak. Sebenarnya banyak sekali bagian yang menceritakan tentang bagian ini dan Teman-teman Bimbel Pandu harus membacanya sendiri.
Ada bagian yang cukup menarik, misalnya ketika kepala sekolah mendapati Totto-chan yang sedang mengaduk-aduk got di belakang gedung sekolah karena dompetnya jatuh. Kepala sekolah tidak memarahi, namun, malah mengatakan, “Kau akan mengembalikan semuanya kalau sudah selesai, kan?”
Begitu juga dengan mama dan papa Totto-chan yang lebih memilih memahami dan menggunakan sudut pandang atau menunggu Totto-chan menjelaskan semuanya terlebih dahulu, semacam ada alasan mengapa seseorang melakukan hal tersebut. Artinya para orang tua dalam buku bersampul putih ini tidak langsung menjudge, melarang sesuatu, tetapi, lebih ke memberikan contoh, mendengarkan, dan memberi ucapan hangat.
Hal unik lagi, Tomoe Gakuen mengharuskan murid-murid membawa bekal makan siang, Santapan dari Laut dan Pegunungan. Terdengar sepele, tapi, lewat ini anak-anak diajarkan untuk mengenal sumber makanan, lauk-pauk, dll, dan bahkan, di sela-sela makan bersama ada sesi untuk mendengarkan cerita dari murid-murid, cerita apa saja.
Selain itu ada yang membuat cukup terkejut, ternyata di Tomoe Gakuen mengajarkan seni, music, dan sastra. Murid-murid di Tomoe Gakuen bisa belajar apa saja. Bentuk ruangan kelas di sekolahan ini juga berbeda dari yang lain, yaitu terbuat dari bekas gerbong kereta, termasuk perpustakaan sekolah. Cukup unik dan menarik, kan. Ada cerita senang dan sedih, paket lengkap. Kalau kamu cari buku tanpa konflik berat, buku buat anak-anak, dan semua kalangan, Totto-chan sangat rekomendasi!